Jumat, 08 November 2013

SAYA, KELUARGA DAN KEKASIH



Universitas Gunadarma, Jurusan Sistem Informasi tingkat 3 inilah saya Andreani Ayu Puspa Ningtyas melanjutkan akedemik. Mendapatkan teman-teman yang cukup baik disini. Dan alhamdulillah sekali, dalam perkuliahan lancar-lancar saja walau ada beberapa mata kuliah yang saya kurang mengerti, bukan berarti saya tidak sukai. Saya anak pertama dari 4 bersaudara, tentu saya adalah anak pertama, yang sangat berperan penting dalam memberi contoh adik-adik saya. Masih banyak kekurangan bahkan belum pantas memberi contoh. Saya menyayangi diri saya, bagaimana tidak, kalau tidak di mulai dari menyayangi diri sendiri bagaimana mau menyayangi orang lain ?

Dan saya menyayangi keluarga saya, mereka adalah orang-orang yang selalu mensport saya. Baik bagaimanapun keadaan saya. Ibu, wanita kelahiran tahun 67 ini adalah wanita terhebat di muka bumi, ibu yang paling mengerti dan kasih sayangnya selalu terpacar walau sedang marah dengan saya. Selalu memberi masukkan atas segala permasalah di hidup saya. Entah bagaimana saya membalas jasanya, hanya dapat menurut segala nasihatnya dan berkeinginan sekali selalu membahagiakannya serta jika sukses nanti ingin saya memberi hadiah spesial untuknya juga bapak. 

Bapak, pria kelahiran tahun 70 ini adalah pria yang sangat humoris. Masa kecil saya hingga sekarang sosoknya tak pernah berubah. Bapak tak pernah marah apalagi memukul saat saya nakal. Bapak yang selalu menunggu jika saya belum sampai rumah. Bapak pernah menggendong saat saya sakit tak bisa bangun, padahal saya sudah cukup berat untuk di gendong. Memang bapak saya big size namun kekuatannya sudah tak sebesar berat badannya. Kadang saya prihatin dengan keadaan bapak jika sakit kakinya kumat akibat tabrakan mobil beruntun beberapa tahun yang lalu, sudah di obatin dengan berbagai macam media, namun tidak ada hasilnya. Satu hal yang paling meluluhkan hati saat saya ngambek dengan bapak, bapak selalu mengelus, mengusap-nguap kepala saya hingga saya sebesar ini.

Saya memiliki adik 3orang, yang pertama perempuan berumur 17tahun, kedua laki-laki berumur 8tahun dan yang terakhir laki-laki juga berumur 6tahun. Tanpa mereka rumah ini pasti sepi. Karena cuma merekalah yang meramekan isi rumah ini. Kartika Puspa Ningtyas adik saya perempuan satu-satunya yang paling sangat cerewet dan galak. Namun, dia adalah adik yang paling bisa di andalkan. Satria Chandra Firmawan adik kedua saya, adik yang paling gemuk diantara semuanya. Dia yang selalu menjadi penghabisan lauk di rumah. Paling suka makan dan mulutnya yang tipis membuat isi rumah ini berisik karenanya. Tika dan chandra adalah dou duel, mereka sering banget berantem. Terakhir adik saya yang paling unyu-unyu, saya suka sekali mengeloninya. Ciri khasnya kalau tidur yaitu mengemuti bibir bawahnya dan mengopek-ngopek kuku orang lain. Saya paling suka sama adik saya yang terakhir ini, lucu, kadang dia cerita tapi tidak nyambung. Semua adik-adik saya adalah orang-orang paling narsis termasuk saya.

Selanjutnya, seseorang yang saya juga sayangi. My beloved Faldo Fredy, pria ini yang sudah mengisi hati saya sejak 5tahun lalu. Berawal dari pertemuan pertama kita di Sekolah Menengah Pertama, kita sering pulang bareng dan selalu sekelas hingga lulus. Entah punya rasa atau tidak waktu itu, cuma agak risih saat di gosipi kalau dia suka pada saya, maklum masih bocah. Lulus dan masuk di Sekolah Menengah Kejuruan saya berpacaran dengan pria lain, namun bukan pacar sayalah yang menemani saya saat susah, Faldo yang malah menemani saya. 2pria yang saya dapatkan saat itu malah menyakiti saya. Dan setelah itulah Faldo masuk dalam kehidupan saya sebagai kekasih ditanggal 4 Febuari 2009. Kita saling berbagi dan inilah kita apa adanya. Tak ada kebohongan dalam berperilaku. Bagi saya Faldo adalah orang yang penting, tak ada dia hidup saya sepi. Hanya dia saat ini yang paling bisa dan hanya dia yang paling tau bagaimana seorang Andreani Ayu Puspa Ningtyas.

Saya, keluarga dan kekasih adalah sebagian pelengkap dari kehidupan untuk membangun diri saya lebih baik.

Selasa, 05 November 2013

Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan



a.      Kalimat Efektif
Kalimat Efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

A.        Bentukan kata

Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.

Contoh:
1.    Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.

2.    Guru menugaskan siswanya membuat karangan.

Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :

1.        Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.

2.        Guru menugasi siswanya membuat karangan.

B.         Struktur kalimat

Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.

Contoh:
1. Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.

2. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.

Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :

1. a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat

b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat

2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.

 

C.         Kesejajaran

Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.

2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.

Perbaikannya :

1.           Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.

2.           Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.

 

D.        Kontaminasi

Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.

Contoh:
1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.

2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.

3. Buku itu sudah dibaca oleh saya.

Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1.    a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.

b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.

2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.

3. Buku itu sudah saya baca.

 

E.         Pleonasme

Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Contoh:
1.    Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.

2.    Kesehatannya telah pulih kembali.

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.

Perbaikannya :

1.        Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.

2.        Kesehatannya telah pulih.


b.      Kalimat  Turunan
Dalam kajian bahasa dibedakan unsur bahasa yang sederhana dan unsur yang kompleks. Dalam morfologi terdapat kata sebagai objek kajian morfologi yang memiliki sifat yang demikian itu yang disebut sebagai kata dasar atau kata turunan. Kata Dasar merupakan dasar pembentukan kata turunan, kata turunan merupakan bentukan dari kata dasar.
Begitu pula dalam sintaksis. Kalimat sebagai objek kajian sintaksis juga dibedakan atas kalimat dasar dan kalimat turunan, kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat kompleks yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Jadi istilah dasar dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan.

Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.

Contoh :
Kami mahasiswa Indonesia.
Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.


Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini.
v  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S                        P1                           O1
harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2
v  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika
S1               P1               O1                     Ket
para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2                                    P2            O2
Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
        Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
        Kedudukan tiap kalimat sederajat

Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
Penjumlahan
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta, baik, maupun
Pertentangan
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :
Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil,
sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, bilamana, manakala
c. tujuan
agar, supaya, untuk, biar

d. konsesif
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)

e. pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih,
f. sebab/alas an
sebab, karena
g. akibat/hasil
sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan, tanpa
i. kemiripan
seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan
Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan
Bahwa

Contoh kalimat majemuk bertingkat:
Dia datang ketika kami sedang rapat.
Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
Anda harus bekerja keras agar berhasil.
Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

Sumber :