A. Faktor Yang Mempengaruhi
Diterima Atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan
Berikut ini merupakan faktor
yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan :
1. Terbiasanya
masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang
yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang
berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang
yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang
bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima
kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut
menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang
baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri,
maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.
2. Kalau
pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan
oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat
dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan
unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena
harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama
yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima
jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama
yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
3. Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur
kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter
akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau
unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh
rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
4. Suatu
unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau
sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa,
adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di
terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan
demikian.
5. Sebuah
unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah
dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan
dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara
konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor
dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan
berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.
A. Penyebab
Terjadinya Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan
di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari
masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a. Sebab-Sebab
yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab
perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika
penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya
penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang
bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan
dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya
berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya
pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu
menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan
perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam
keluarga.
b. Sebab-Sebab
yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan
juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat
(sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya
pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah
untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut
mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan
keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga
dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya
peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan
perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan
kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya
pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda
akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima
tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan
saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan
mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses
imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau
diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar