Senin, 07 Oktober 2013

Ragam Bahasa



*) Carilah artikel dengan ragam bentuk bahasa yang berbeda : ragam bahasa ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan dan menurut hubungan pembicara.

1.    Ragam Bahasa Ilmiah
adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar.
Contoh artikel dari Ragam Bahasa Ilmiah yaitu Makalah. Berikut contoh makalah:

MAKALAH PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan  manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.

Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.

Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya adalah pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.

Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.

Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan harapan  dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.

Jika peristiwa di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.

Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa program utama pengembangan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut.

Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan
Peningkatan relevansi pendidikan
Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
Pengembangan kebudayaan
Pembinaan generasi muda

Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut.
Pemerataan
Mutu dan Relevansi
Efisiensi dan efektivitas

Setiap masalah yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya 4 masalah di atas adalah sebagai berikut.
Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
Laju Pertumbuhan penduduk
Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapiIndonesia.
Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikanIndonesia.
Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jika saling berkait satu sama lain.

Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memberikan gambaran penting mengenai kumpulan masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini. Berikut ini adalah bagan mengenai masalah-masalah yang akan dibahas.

Bagan di atas merupakan gambaran mengenai masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Jika terdapat suatu hal yang berada diluar ruang lingkup permasalahan, maka masalah tersebut tidak akan dibahas di dalam makalah ini.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah

Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
Memberikan inovasi baru dalam menghadapi masalah pendidikan
Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
Membangun cara belajar yang lebih efektif.

2.    Ragam Bahasa Semi Ilmiah
adalah tulisan ilmu pengetahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan tulisan non-ilmiah.
Contoh artikel dari Ragam Bahasa Semi Ilmiah yaitu Reportase. Berikut contoh reportase:

Reportase - Kenaikan Harga BPIH

Assalamu'alaikum selamat pagi pemirsa, berjumpa kembali dengan kami dalam acara sekilas info.
Pemirsa, sekarang saya sedang berada di depan kantor KBIH Nurul Huda Kota Bandung. Seperti yang anda lihat sekarang, orang orang yang ada dibelakang saya sedang mengantri untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon jama'ah haji tahun 2012.
Pemirsa, bulan lalu tepatnya pada tanggal 10 Juli, Kememterian Agama RI berhasil menyepakati mengenai kenaikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam suatu rapat kerja bersama anggota DPR RI anggota komisi VIII.
Dalam kesepakatan tersebut, BPIH mengalami kenaikan rata-rata sebesar 84 dolar AS, atau sekitar Rp.772.800 naik dari tahun lalu (dalam kurs 1 dolar AS sebesar Rp. 9200). Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan biaya penerbangan pesawat sebesar 184 dolar AS.
Dengan kenaikan tersebut, emberkasi Jakarta yang merupakan tempat diberangkatkannya calon haji Jawa Barat, BPIH totalnya menjadi 3638 dolar AS.
Pemirsa, sekian berita yang dapat kami kabarkan, semoga bermanfaat untuk anda.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

3.    Ragam Bahasa Non Ilmiah
adalah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.
Contoh artikel dari Ragam Bahasa Non Ilmiah yaitu Cerpen. Berikut contoh cerpen:

Pahit

Jalan berliku telah ku lalui, namun tak pernah kutemukan sosok lelaki seperti dirimu. Sosok yang membuatku merekah layaknya bunga anggrek yang putih dan terlihat suci.

Bukannya aku menyerah. Aku hanya pasrah dengan keadaan yang kian lama kian merenggut batinku yang telah usang. Aku kusam termakan usia yang hampir menghabisiku. Aku lapuk karena cinta yang tak kunjung datang ke pangkuanku. Bukan waktu yang menghalangi, tapi sikap selektif dan obsesiku terhadap lelaki itu. Lelaki yang diam-diam menyadarkanku akan indahnya jatuh cinta dan tanpa dia sadari, dia pula yang menghempaskanku jauh ke dasar samudera.

Lama aku menjadi pengagum setianya. Bukan pengagum tapi seorang pecinta. Pecinta yang ingin cintanya dibalas, walau tak tahu kapan waktu itu datang. Sosoknya telah lama ku nanti untuk kumiliki seutuhnya tanpa ada rayuan dan paksaan yang tak berarti.

“Mungkin, inilah takdir yang diberikan Tuhan. Aku ingin mencari cinta yang lain. Tapi hati dan raga ini seakan memagutku kuat dengan rayuan mautnya. Dan sekarang aku terjebak ke dalam cinta yang tak suci lagi.” aku merengut memberi kesan penyesalan dengan luka penuh kecewa.

Seperti itulah aku. Setiap hari kubiarkan rasa sakit dan perih menggerogoti tubuh ini. Hanya dia yang dapat mengeluarkanku dari derita ini. Derita yang kurasa tak pernah berujung. Aku percaya takdir Tuhan! Tapi, Tuhan tidak mempercayaiku lagi tuk mencari cinta yang lain.

Berjuta mimpi yang kau rajut
Kini telah terurai kembali dan menjadi gumpalan-gumpalan benang kusut
Ku ukir selalu tanda cintamu dalam akar cinta di hati
Bukan ku tak kuasa tuk membencimu
Hanya saja aku merasa rela tuk kau sakiti
Aku perih, sayang
Kau menebar luka yang tak kunjung sembuh
Kau menepis asa yang tak sempat kuraih

Aku mulai menulis sepenggal kalimat puitis yang ku sulap menjadi puisi romantis. Hanya untuk dia. Kuberikan seutuhnya hati ini hanya untuk dia. Tak pernah terpikir olehku untuk melenyapkannya dari hidupku. Aku merasa sempurna bila di sisinya. Seruan cinta selalu terngiang di sanubari ini, seolah memanggil-manggil namanya yang tak pernah menginginkan untuk ku lupa. Namanya yang selalu terkenang di lubuk hati terdalam.

“Aku mencintaimu, Aska.” kukecup tanganku yang bertuliskan namanya dengan tinta hitam.
“Aku tak kan bisa melupakanmu. Melupakan semua kenangan yang pernah kita buat bersama. Melupakan semua janji yang kini telah kau ingkari dengan sendirinya.” cucuran air mataku mulai menganaksungai dan mulai membentuk lautan tak terbendung.

Serasa berada di alam penghinaan. Aku terkunci di dalam jeruji kemunafikan. Bukan sekedar maaf ataupun sebuah kecupan yang kuingin. Gemerlap malam seakan mengantarku pada sebuah penyesalan. Penyesalan karena sudah menjadi wanita yang tergolong jal*ng di mata Tuhan.

3 tahun yang lalu
“Aku akan selalu mencintai dan menjagamu, Mery.” Aska mengecup keningku mesra.
“Aku percaya padamu. Sepenuhnya.” aku menyandarkan kepalaku di dadanya yang bidang dan terlihat maskulin.

Kemesraan itu tak berlangsung lama ketika aku tahu bahwa Aska sudah mempunyai kekasih. Aku kecewa, aku merasa terkhianati. Aku bersedia menawarkan diri karena cintaku memang tulus untuknya. Aku siap menanggung resiko dengan sebutan wanita jal*ng karena telah merebut kekasih orang.
“Jadikan aku kekasih keduamu, Mas. Ku mohon.” aku memelas berharap Aska mengiyakan permintaanku.
“Maaf, Mery. Tapi, aku tak mau berpisah dengannya. Aku sangat mencintainya.” Aska melepaskan genggaman lembutku dan berusaha menjauh beberapa langkah dariku.
“Tapi, kau bilang kau mencintaiku.” tangisku mulai buyar kembali di depannya, aku merasa lemah terjebak oleh cintanya.
“Itu dulu. Sebelum peristiwa ini terjadi. Maafkan aku, Mer. Aku harus meninggalkanmu.” Aska beranjak pergi dan hilang dari pandanganku.

Sementara aku? Tubuhku terasa tak berdaya layaknya terserang penyakit yang tak kunjung sembuh. Aku bingung, kecewa, marah! Semuanya berbaur dengan air mata dan peluh yang sejak tadi menawarkan jasanya untuk singgah ke tubuhku. Baru kali ini aku merasakan cinta yang teramat sakit dan perih.

Semenjak kejadian itu, aku sering menyendiri dan terus mengenangnya. Aku tak mengerti, mengapa semua ini harus terjadi padaku? Adakah di dunia ini lelaki yang mau dan berusaha jujur dalam menjalin suatu hubungan?

Aku putus asa. Aku memetik satu persatu kelopak mawar yang mulai layu. Berharap dia kan kembali ke pelukanku dan merenda tali kasih seperti dulu lagi. Tapi, apakah itu mungkin? Aku yakin, sekarang dia sedang berbahagia karena sudah menjadikan kekasihnya sebagai seorang istri. Sedangkan aku? Aku merasa tercekik dengan kesendirian ini.

“Aku ingin pulang, Bu. Pulang ke pusara indah Ibu.” setiap hari aku berdoa begitu. Berharap ada malaikat maut yang lewat dan mendengar doaku.

Hati ini terasa sunyi. Tak ada lagi rayuan gombal yang kudengar. Tak ada lagi janji yang kupegang. Lalu, untuk apa aku hidup dalam kenistaan yang tiada berujung dan tiada pula menemukan titik terang? Apakah Tuhan sengaja mengujiku?

“Aku tak sanggup, Tuhan. Aku ingin bahagia.” percikan kata terlalu bersemangat keluar dari mulutku. Tanpa kusadari, kakiku melangkah lemah menuju daun pintu yang dari tadi terbuka.

Aku melihat cahaya terang. Lebih terang dari cahaya matahari yang bahkan bisa membuat matamu menjadi buta. Aku keluar perlahan. Berusaha menggapai sesuatu dengan jemari-jemari lentikku. Aku tak tahu apa yang sedang berusaha ku raih. Tiba-tiba jemariku menyentuh sesuatu yang lembut. Sangat lembut.

Sekilas cahaya itu mulai meredup namun tidak sepenuhnya padam. Aku masih tidak bisa melihat siapakah sosok di balik cahaya itu. Mataku terlalu susah untuk menangkap setiap gerak-gerik bayangannya. Aku terkesiap ketika dia mulai menunjukkan wajah anggunnya. Aku kenal dia. Sangat mengenalnya.

“Ibu?” tanyaku pelan. Ibu hanya menganggukkan kepala.

Tangan ibu mulai menarikku lembut. Ibu membawaku terbang ke tempat yang tak terduga. Putih. Semuanya putih. Ibu tersenyum melihatku yang setengah keheranan. Entah mengapa, semua rasa beban yang tak mampu kulalui kini telah menghilang. Hilang seperti abu yang beterbangan.

Aku bebas, Tuhan. Aku terbebas dari semua penderitaan duniawi yang tak ingin lagi ku ingat. Kenangan pahit bersama Aska, tak lagi kuhiraukan. Banyak yang lebih menyayangi dan mencintaiku. Termasuk Ibuku sendiri. Dan kini, aku akan abadi bersama Ibu di tempat suci dan putih ini.
Cerpen Karangan: Qammara Frilia Musaratin


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar