Jumat, 08 Juni 2012

Manusia dan Penderitaan


A.   Pengertian Penderitaan

Penderitaan, dari kata derita . derita adalah sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung dalam hati (seperti kesengsaraan, penyakit);men·de·ri·ta: menanggung sesuatu yg tidak menyenangkan; ter·de·ri·ta:  tertanggung; tertahan(kan); de·ri·ta·an : derita; pen·de·ri·ta: orang yg menderita (kesusahan, sakit, cacat, dsb); pen·de·ri·ta·an n keadaan yg menyedihkan yg harus ditanggung; penanggungan.
Contoh penderitaan adalah : para pengungsi korban bencana alam,seperti yang banyak terjadi di Negari kita ini.Bencana dimana-mana,entah itu bencana banjir,tanah longsor, gunung meletus, atau sebagainya…para korban tersebut mengalami pendeeritaan yang harus mereka tanggung ,yaitu kehilangan tempat tinggal, kehilangan sanak saudara,dan kehilangan harta benda.

B.   Siksaan

Siksa : 1. 1 penderitaan (kesengsaraan dsb) sbg hukuman; 2 hukuman dng cara disengsarakan (disakiti): hukuman --; me·nyik·sa v 1 menghukum dng menyengsarakan (menyakiti, menganiaya, dsb); 2 berbuat dng menyengsarakan (menyakiti, menganiaya, dsb); berbuat bengis kpd yg lain dng menyakiti (menganiaya dsb): dilarang keras- binatang; - diri menyusahkan (melukai) diri sendiri; me·nyik·sai v berulang-ulang menyiksa: kegemarannya - binatang; ter·sik·sa v telah mengalami (menderita) siksa; kena siksa;
sik·sa·an n 1 hasil menyiksa; 2 penderitaan (kesengsaraan) sbg hukuman: - batin; - dunia; 3 perlakuan yg sewenang-wenang (spt menyakiti, menganiaya, dsb): dl sel itu dia menjalani - yg berat; - batin penderitaan batin; - lahir penderitaan yg tampak secara lahir, spt kekurangan ekonomi, kecelakaan, sakit; pe·nyik·sa n orang yg menyiksa; pe·nyik·sa·an n proses, cara, perbuatan menyiksa; ke·ter·sik·sa·an n hal tersiksa: dl -- nya yg terus-menerus, ia selalu berdoa.

Secara umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti itu. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis. 

3        (tiga) siksaan yang sifatnya psikis :

1.      Kebimbangan, kebimbangan terjadi ketika seseorang tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih salah satu yang bagus atau baik untuk dirinya dari beberapa pilihan yang telah ada di pikiran nya.
2.      Kesepian,Kesepian berasal dari kata sepi yang bisa diartikan  seperti sendiri,tidak mempunyai teman atau sahabat,tidak ada suara dsb. Orang yang mengalami kesepian biasanya slalu merasa bahwa dirinya hidup di dunia ini tanpa teman yang bisa di ajak bicara atau bersosialisasi,salah satu faktor yang menyebabkan kesepian yaitu kurang nya pergaulan akhirnya membuat dia malu untuk bersosialisasi dengan teman dan orang sekitarnya,berujung pada rasa kesepian.
3.      Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi  terhadap ancaman.Rasa takut slalu menjadi perasaan yang menyiksa batin si penderita nya.selama seseorang tersebut merasa ketakutan,orang tersebut merasa sangat menderita dan berfikir akan melakuakan apapun agar ia bisa lepas dari rasa takutnya,menurut saya rasa takut jika di biarkan maka lama kelamaan akan berujung pada kekalutan mental,bahkan bisa menjadi gangguan kejiwaan atau GILA.


Penyebab seseorang merasa ketakutan :

·         Pengalaman buruk pada masa lalu (trauma)
Pengalaman buruk pada masa lalu terkadang membuat seseorang traumatic terhadap suatu kejadian yang pernah dialaminya pada masa lalu. Biasanya seseorang merasa takut untuk memulai hal yang sama bahkan untuk mengingatnya. Contohnya korban bencana gempa bumi yang takut setiap guncangan,atau korban bencana tsunami yang takut setiap melihat gelombang air.
·         Merasa dirinya terancam
Ancaman bisa dikategorikan menjadi 2, ancaman dari luar dan dalam. Ancaman dari luar biasanya merupakan factor lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Sedangkan ancaman dari dalam biasanya terjadi dari lingkungan keluarga. Contoh : seseorang yang melihat kekerasan dalam rumah tangga,(katakanlah)seorang anak perempuan yang melihat ibunya di pukuli oleh ayahnya, sehingga anak tersebut akan takut untuk berumah tangga  bahkan akan timbul rasa benci pada sosok lelaki, hal ini di karenakan ia takut apa yang dialami ibunya akan terjadi pada dirinya sendiri.
·         Halusinasi berlebihan
Terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsangan nyata terhadap indera. Halusinasi dapat dibagi berdasarkan indera yang bereaksi saat persepsi ini terbentuk, yaitu
§  Halusinasi visual (penglihatan) => membayangkan sesuatu/seseorang yang menyeramkan
§  Halusinasi auditori (pendengaran) => membayangkan suara-suara aneh
§  Halusinasi olfaktori (penciuman) => membayangkan bau-bau tidak sedap pada suatu objek
§  Halusinasi gustatory (pengecapan) => membayangkan rasa tidak sedap pada suatu makanan
§  Halusinasi taktil (perabaan) => membayangkan rasa takut (geli) tersentuh oleh suatu objek
Macam-macam ketakutan : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan
-       Klaustofobia (dari bahasa Latin claustrum "tempat tertutup" dan Yunani phóbos "takut") adalah sebuah penyakit ketakutan terhadap tempat-tempat sempit dan terjebak. Klaustrofobia umumnya dikategorikan sebagai neurosa kecemasan yang dapat menyebabkan serangan kepanikan yang tiba-tiba, atau kepanikan seperti situasi di lift, kereta api atau pesawat udara. Sekitar 5-7% populasi dunia mengidap klaustofobia, namun hanya sebagian kecil yang mendapatkan perawatan untuk kelainan ini.

-       Agorafobia adalah jenis fobia dengan ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum, saat seseorang akan sulit untuk dapat melarikan diri, dan rasa takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik. Walaupun kebanyakan orang berpikir bahwa Agorafobia adalah ketakutan akan tempat-tempat umum, sekarang dipercaya bahwa Agorafobia berkembang dari komplikasi dari serangan panik.

-       Gamang , arti sebenarnya kata ‘gamang’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) adalah perasaan takut, ngeri serta khawatir ketika kita berada di tempat yang tinggi dan melihat ke bawah. Atau tidak mampu berdiri dengan stabil.

Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi  terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. 


A.   Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalahgangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yangbersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.


Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental :

1.      Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2.      Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah


Tahap-tahap gangguan kejiwaan :

·         Gangguan kejiwaan akan nampaak dalam gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya.
·         Usaha mempertahankan diri dilakukan dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari (menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan (problem solving).
·         Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan). 

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :

Kekalutan mental yang dapat di alami oleh seseorang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini termasuk faktor-faktor internal atau dari dalam orang itu sendiri maupun faktor eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya, keduanya mengacu kepada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau masalahnya.
·         Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
·         Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
·         Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.


Proses-proses kekalutan mental :
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang dapat mendorongnya ke arah berikut ini :
1.      Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
2.      Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. 
Bentuk frustrasi yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut
1.      Agresi, serangan berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara fisik berakibat mudah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.      Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
3.      Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4.      Proyeksi, usaha mendapatkan, melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkat.
5.      Indentifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6.      Narsisme, self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7.      Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak ingin berkomunikasi dengan orang luar, dan merasa tidak puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus pada sifat yang sinting.

Oleh karena itu, penderita kekalutan mental lebih banyak terdapat dalam lingkungan :
·         Kota-kota besar banyak memberikan tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi keperluan hidupnya. Akibatnya, sebagian orang tidak mau tahu penderitaan orang lain, timbullah egoisme yang merupakan salah satu ciri masyarakat kota.
·         Anak-anak usia muda tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbanganya kemampuan dengan tujuannya, dan karena belum berpengalaman. Orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya, akibat norma lama yang dipegangnya secara teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
·         Wanita umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah dan memendamnya di dalam hati (introver). Namun, sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah. Hal ini mengakibatkan mereka banyak memendam masalah dalam hati, sehingga tidaklah mengherankan kalau kaum wanita banyak yang menjadi penderita psikosomatik (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.·         Orang-orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi sehingga sikap pasrah pada umumnya tidak dikenalnya. Dalam keadaan yang sulit, orang seperti ini mudah sekali megalami penderitaan, diperkirakan bahwa jumlah penderita golongan ini mencapai 40 %.
·         Orang yang terlalu mengejar materi, seperti pedagang dan pengusaha, selalu memiliki sifat ‘gigiah’ dalam memperoleh tujuan kegiatanya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin. Mereka adalah kaum materialis dan biasanya mengabaikan masalah spiritual yang justeru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.


A.   Penderitaan dan perjuangan

Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal munkgin apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusdaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain. 

A.   Penderitaan, media masa dan seniman

Untuk media masa dan seniman penderitaan dibuat melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat sehingga ikut merasakan penginderaan tersebut. Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya. Penderitaan yang terjadi di seluruh dunia merupakan salahs atu obyek sasaran media massa untuk membuat berita, kemudian akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara seniman yang kemudian akan mengapresiasikan rasasimpatinya melalui karya seni.

Mensejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia.Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beracun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.

Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia adalah kecelakaan, bencana alam, bencana perang dan lain-lain. Contohnya adalah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung Galunggung, perang Irak dan Iran.

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama untuk yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak yang bernama Arie Hanggara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul Arie Hanggara.


B.   Penderitaan dan sebab-sebabnya

Bila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab - sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

  1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia: Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
    1. Penderitaan yang timbul karen penyakit, siksaan / azab Tuhan: Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu

    Akibat yang terjadi dari penderitaan yaitu jika penderitaan yang dialami seseorang atau banyak orang tidak dapat di atasi dengan hati, maka kemungkinan besar akan berdampak pada emosi, dan hal buruk lainnya.


    A.   Pengaruh Penderitaan

    Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif atau sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.

    Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan jaringan penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang melawan kawin paksa, anti ibu tiri, ia berjuang melawan kekerasan dan lain-lainnya

    Bila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, pemirsa, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya.Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan kondisi. Kondisi yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan kondisi yang lebih sesuai, kondisi yang berupa hambatan harus disingkirkan.

    Sumber Internet          :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar