A.
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan, dari kata derita . derita adalah sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung dalam hati
(seperti kesengsaraan, penyakit);men·de·ri·ta: menanggung sesuatu
yg tidak menyenangkan; ter·de·ri·ta: tertanggung; tertahan(kan); de·ri·ta·an
: derita; pen·de·ri·ta: orang yg menderita (kesusahan, sakit,
cacat, dsb); pen·de·ri·ta·an n keadaan yg menyedihkan yg harus
ditanggung; penanggungan.
Contoh
penderitaan adalah : para pengungsi korban bencana alam,seperti yang banyak
terjadi di Negari kita ini.Bencana dimana-mana,entah itu bencana banjir,tanah
longsor, gunung meletus, atau sebagainya…para korban tersebut mengalami
pendeeritaan yang harus mereka tanggung ,yaitu kehilangan tempat tinggal,
kehilangan sanak saudara,dan kehilangan harta benda.
B. Siksaan
Siksa
: 1. 1 penderitaan
(kesengsaraan dsb) sbg hukuman; 2 hukuman dng cara disengsarakan
(disakiti): hukuman --; me·nyik·sa v 1 menghukum
dng menyengsarakan (menyakiti, menganiaya, dsb); 2 berbuat dng
menyengsarakan (menyakiti, menganiaya, dsb); berbuat bengis kpd yg lain dng
menyakiti (menganiaya dsb): dilarang keras- binatang; - diri
menyusahkan (melukai) diri sendiri; me·nyik·sai v berulang-ulang
menyiksa: kegemarannya - binatang; ter·sik·sa v telah
mengalami (menderita) siksa; kena siksa;
sik·sa·an n 1 hasil menyiksa; 2 penderitaan (kesengsaraan) sbg hukuman: - batin; - dunia; 3 perlakuan yg sewenang-wenang (spt menyakiti, menganiaya, dsb): dl sel itu dia menjalani - yg berat; - batin penderitaan batin; - lahir penderitaan yg tampak secara lahir, spt kekurangan ekonomi, kecelakaan, sakit; pe·nyik·sa n orang yg menyiksa; pe·nyik·sa·an n proses, cara, perbuatan menyiksa; ke·ter·sik·sa·an n hal tersiksa: dl -- nya yg terus-menerus, ia selalu berdoa.
sik·sa·an n 1 hasil menyiksa; 2 penderitaan (kesengsaraan) sbg hukuman: - batin; - dunia; 3 perlakuan yg sewenang-wenang (spt menyakiti, menganiaya, dsb): dl sel itu dia menjalani - yg berat; - batin penderitaan batin; - lahir penderitaan yg tampak secara lahir, spt kekurangan ekonomi, kecelakaan, sakit; pe·nyik·sa n orang yg menyiksa; pe·nyik·sa·an n proses, cara, perbuatan menyiksa; ke·ter·sik·sa·an n hal tersiksa: dl -- nya yg terus-menerus, ia selalu berdoa.
Secara
umum, phobia adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda,
situasi, atau kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu
yang ditakuti itu. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh,
seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada
sesuatu yang nggak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju,
phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
3
(tiga)
siksaan yang sifatnya psikis :
1. Kebimbangan, kebimbangan
terjadi ketika seseorang tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih salah
satu yang bagus atau baik untuk dirinya dari beberapa pilihan yang telah ada di
pikiran nya.
2. Kesepian,Kesepian
berasal dari kata sepi yang bisa diartikan seperti sendiri,tidak
mempunyai teman atau sahabat,tidak ada suara dsb. Orang yang mengalami kesepian
biasanya slalu merasa bahwa dirinya hidup di dunia ini tanpa teman yang bisa di
ajak bicara atau bersosialisasi,salah satu faktor yang menyebabkan kesepian
yaitu kurang nya pergaulan akhirnya membuat dia malu untuk bersosialisasi
dengan teman dan orang sekitarnya,berujung pada rasa kesepian.
3. Ketakutan
adalah suatu tanggapan
emosi terhadap ancaman.Rasa
takut slalu menjadi perasaan yang menyiksa batin si penderita nya.selama
seseorang tersebut merasa ketakutan,orang tersebut merasa sangat menderita dan
berfikir akan melakuakan apapun agar ia bisa lepas dari rasa takutnya,menurut
saya rasa takut jika di biarkan maka lama kelamaan akan berujung pada kekalutan
mental,bahkan bisa menjadi gangguan kejiwaan atau GILA.
Penyebab
seseorang merasa ketakutan :
·
Pengalaman buruk pada masa lalu (trauma)
Pengalaman buruk pada masa lalu terkadang membuat
seseorang traumatic terhadap suatu kejadian yang pernah dialaminya pada masa
lalu. Biasanya seseorang merasa takut untuk memulai hal yang sama bahkan untuk
mengingatnya. Contohnya korban bencana gempa bumi yang takut setiap
guncangan,atau korban bencana tsunami yang takut setiap melihat gelombang air.
·
Merasa dirinya terancam
Ancaman bisa dikategorikan menjadi 2, ancaman dari
luar dan dalam. Ancaman dari luar biasanya merupakan factor lingkungan dan
orang-orang disekitarnya. Sedangkan ancaman dari dalam biasanya terjadi dari
lingkungan keluarga. Contoh : seseorang yang melihat kekerasan dalam rumah
tangga,(katakanlah)seorang anak perempuan yang melihat ibunya di pukuli oleh
ayahnya, sehingga anak tersebut akan takut untuk berumah tangga bahkan akan timbul rasa benci pada sosok
lelaki, hal ini di karenakan ia takut
apa yang dialami ibunya akan terjadi pada dirinya sendiri.
·
Halusinasi berlebihan
Terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya
rangsangan nyata terhadap indera. Halusinasi dapat dibagi berdasarkan indera yang bereaksi saat persepsi ini terbentuk, yaitu
§ Halusinasi visual (penglihatan) => membayangkan
sesuatu/seseorang yang menyeramkan
§ Halusinasi auditori (pendengaran) =>
membayangkan suara-suara aneh
§ Halusinasi olfaktori (penciuman) => membayangkan
bau-bau tidak sedap pada suatu objek
§ Halusinasi gustatory (pengecapan) =>
membayangkan rasa tidak sedap pada suatu makanan
§ Halusinasi taktil (perabaan) => membayangkan
rasa takut (geli) tersentuh oleh suatu
objek
Macam-macam
ketakutan :
claustrophobia
dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan
-
Klaustofobia (dari bahasa Latin claustrum
"tempat tertutup" dan Yunani phóbos "takut") adalah
sebuah penyakit ketakutan terhadap tempat-tempat sempit dan terjebak.
Klaustrofobia umumnya dikategorikan sebagai neurosa kecemasan yang dapat
menyebabkan serangan kepanikan yang tiba-tiba, atau kepanikan seperti situasi
di lift, kereta api atau pesawat udara. Sekitar 5-7% populasi dunia mengidap
klaustofobia, namun hanya sebagian kecil yang mendapatkan perawatan untuk
kelainan ini.
- Agorafobia
adalah jenis fobia dengan ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak
di tempat umum, saat seseorang akan sulit untuk dapat melarikan diri, dan rasa
takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan
panik. Walaupun kebanyakan orang berpikir bahwa Agorafobia adalah ketakutan
akan tempat-tempat umum, sekarang dipercaya bahwa Agorafobia berkembang dari
komplikasi dari serangan panik.
- Gamang , arti
sebenarnya kata ‘gamang’ menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia(KBBI) adalah perasaan takut, ngeri serta khawatir ketika kita berada
di tempat yang tinggi dan melihat ke bawah. Atau tidak mampu berdiri dengan
stabil.
A. Kekalutan
Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai
kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalahgangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yangbersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental :
1.
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas,
demam, nyeri pada lambung
2.
Nampak pada kejiwaannya
dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan :
·
Gangguan kejiwaan akan nampaak dalam
gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya.
·
Usaha mempertahankan diri dilakukan
dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari
(menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan
berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang
apabila menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga
tidak menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi
melawan atau memecahkan persoalan (problem solving).
·
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau
gangguan).
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
Kekalutan mental yang dapat di alami oleh
seseorang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini
termasuk faktor-faktor internal atau dari dalam orang itu sendiri maupun faktor
eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya, keduanya mengacu
kepada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau
masalahnya.
·
Kepribadian yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut
sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan
menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi
pada orang-orang melankolis.
·
Terjadinya konflik
sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan
yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi,
misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang
jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
·
Cara pematangan bathin
yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan
tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa
rendah diri yang lari ke alam fantasi.
Proses-proses
kekalutan mental :
Proses-proses kekalutan
mental yang dialami oleh sesorang dapat mendorongnya ke arah berikut ini :
1. Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab
secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan
shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan
mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakuka
kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah
dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
2.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat
dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi yang dialami orang dewasa
antara lain sebagai berikut
1.
Agresi, serangan berupa kemarahan yang meluap
akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara fisik berakibat mudah terjadinya
hipertensi (tekanan darah tinggi), atau melakukan tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitarnya.
2.
Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif
atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis
sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
3.
Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada satu pola
yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan
membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4.
Proyeksi, usaha mendapatkan, melemparkan atau
memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain. Kata pepatah :
awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkat.
5.
Indentifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses
dalam imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang bersangkutan menyamakan
dirinya dengan bintang film, atau dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha
kaya yang sukses.
6.
Narsisme,
self love yang berlebihan
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7. Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak ingin
berkomunikasi dengan orang luar, dan merasa tidak puas dengan fantasinya sendiri
yang dapat menjurus pada sifat yang sinting.
Oleh karena itu, penderita kekalutan mental
lebih banyak terdapat dalam lingkungan :
·
Kota-kota
besar banyak memberikan
tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam
memenuhi keperluan hidupnya. Akibatnya, sebagian orang tidak mau tahu
penderitaan orang lain, timbullah egoisme yang merupakan salah satu ciri
masyarakat kota.
·
Anak-anak
usia muda tidak berhasil
dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak
berimbanganya kemampuan dengan tujuannya, dan karena belum berpengalaman.
Orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya,
akibat norma lama yang dipegangnya secara teguh sudah tidak sesuai dengan norma
baru yang tengah berlaku.
·
Wanita umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah dan
memendamnya di dalam hati (introver). Namun, sulit mengeluarkan perasaannya
tersebut, sementara mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah. Hal ini
mengakibatkan mereka banyak memendam masalah dalam hati, sehingga tidaklah
mengherankan kalau kaum wanita banyak yang menjadi penderita psikosomatik
(penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria. ·
Orang-orang
yang tidak beragama tidak memiliki
keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi sehingga sikap
pasrah pada umumnya tidak dikenalnya. Dalam keadaan yang sulit, orang seperti
ini mudah sekali megalami penderitaan, diperkirakan bahwa jumlah penderita
golongan ini mencapai 40 %.
·
Orang
yang terlalu mengejar materi, seperti pedagang dan pengusaha, selalu memiliki sifat ‘gigiah’ dalam
memperoleh tujuan kegiatanya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin. Mereka
adalah kaum materialis dan biasanya mengabaikan masalah spiritual yang justeru
membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
A.
Penderitaan dan
perjuangan
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti
akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan
adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung
kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal munkgin
apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusdaha
mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini
bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang
lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia,
artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan.
Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Katena penderitaan
sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya
untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia terssebut harus berjuang
menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan
waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala
bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang
menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan
tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri ole orang yang
bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain. Penderitaan juga bisa
terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.
A. Penderitaan, media masa dan seniman
Untuk media masa dan
seniman penderitaan dibuat melalui karya sastra yang dapat dikomunikasikan
kepada masyarakat sehingga ikut merasakan penginderaan tersebut. Dalam dunia
modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal
ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya. Penderitaan yang terjadi di seluruh dunia
merupakan salahs atu obyek sasaran media massa untuk membuat berita, kemudian
akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasukpara seniman yang kemudian
akan mengapresiasikan rasasimpatinya melalui karya seni.
Mensejahterakan manusia
dan sebagian lainnya membuat manusia.Penciptaan bom atom, reaktor nuklir,
pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang
terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di
Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet, kebocoran gas
beracun di India. Penggunaan peluru kendali dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang
menimbulkan penderitaan manusia adalah kecelakaan, bencana alam, bencana perang
dan lain-lain. Contohnya adalah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di
perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda
di Condet, meletusnya gunung Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media masa merupakan
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat
segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama untuk yang
merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat
menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh
bagaimana penderitaan anak yang bernama Arie Hanggara yang mati akibat siksaan
orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul Arie Hanggara.
B.
Penderitaan dan
sebab-sebabnya
Bila kita kelompokkan
secara sederhana berdasarkan sebab - sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
- Penderitaan yang
timbul karena perbuatan buruk manusia: Penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia
dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.Penderitaan yang terkadang
disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha
untuk memperbaikinya.
- Penderitaan yang timbul karen
penyakit, siksaan / azab Tuhan: Penderitaan manusia dapat juga terjadi
akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal
dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu
Akibat yang terjadi dari penderitaan yaitu jika penderitaan yang dialami seseorang atau banyak orang tidak dapat di atasi dengan hati, maka kemungkinan besar akan berdampak pada emosi, dan hal buruk lainnya.A. Pengaruh PenderitaanOrang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif atau sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan jaringan penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang melawan kawin paksa, anti ibu tiri, ia berjuang melawan kekerasan dan lain-lainnyaBila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, pemirsa, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya.Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan kondisi. Kondisi yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan kondisi yang lebih sesuai, kondisi yang berupa hambatan harus disingkirkan.Sumber Internet : - Penderitaan yang timbul karen
penyakit, siksaan / azab Tuhan: Penderitaan manusia dapat juga terjadi
akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal
dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar