Selasa, 19 Juni 2012

Manusia dan Harapan


   A.  PENGERTIAN HARAPAN 
Setiap manusia memiliki harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun memiliki harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. 
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak memiliki harapan untuk membeli mobil. Seorang yang memiliki harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si pungguk merindukan bulan" 
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang memiliki harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi tes dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A.luluspun mungkin tidak.
Harapan hams berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. 
Contoh: 
Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan dalam tes semester mendapatkan angka yang baik 
Hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia memiliki harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu berusaha keras dengan usahanya. 
Dan kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir adalah terjadinya buah keinginan, karena itu mereka bekerja keras.Budi belajar tanpa mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenal lelah. Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi untuk rnewujudkan harapan itu hares disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Kapan dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita ada persamaam yaitu: 
keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud 
pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat. 

B.  APA SEBAB MANUSIA MEMILIKI HARAPAN? 
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah - tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang balk fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat 
Kodrat adalah sifat, kondisi, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, memiliki keturunan dan sebagainya. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk itu semua. 
Dorongan kodrat menyebabkan manusia memiliki keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya.Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Ketika penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka. 
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia adalah kodrat binatang, tetapi juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, adalah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi adalah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. 
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. 
Dengan kodrat ini, maka manusia memiliki harapan. Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia memiliki bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani 
Kebutuhan jasmaniah misalnya; makan, minum, pakaian, rumah.(Sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisilc / jasmaniah maupun kemampuan betpikimya. 
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia memiliki harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah: 
a) kelangsungan hidup (survival) 
b) keamanan (safety) 
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love) 
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization) 
Kelangsungan hidup (survival) 
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, ppangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. 
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia telah mengharapkan diberi makan / minum. Kebutuhan akan makan / minum ini terns berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia 
Sandang, semula hanya berupa perlindungan / kemanan, untuk melindungi dirinya dan cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan 
kemanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain. 
Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena nunah itu sebagai tempat berlindung, dan panas, gelap, dan sebagainya. 
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperolleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia harus kerja keras dengan, harapan apa yang diinginkan: pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi. 
Keamanan 
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak hams diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Meskipun secara fisik kondisinya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan. 
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai 
Tiap orang memiliki hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. "Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!" Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Kapan seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya memiliki harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah radar akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai melawan sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya. 
Status 
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu "untuk apa" ada lirik yang berbunyi "aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan". Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara.Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan / pertolongan kepada anak jadah (haram).Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya 
Perwujudan cita-cita 
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya. 

C.  KEPERCAYAAN 
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar ia tidak percaya pada din sendiri saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya. Bagaimana juga kita hams percaya kepada pemerintah. kita hams percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran Al-Quran
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. 
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan basil penelitian sendiri, melainkan diterima dari orang lain.Kebenaran pengetahuan yang didasarkan alas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain pada kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu tentang pengetahuan itu makin besar kepercayaan. 
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir independen, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak her agama menurut keyakinan. 
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya adalah keyakinan masing-masing. 
Kebenaran 
Kebenaran atau benar sangat penting bagi manusia. Setiap orang Mendambakannya, karena ia memiliki anti khusus untuk hidupnya. la merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. 
Dalam perilaku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berbicara maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, "sekali lancung ke ujian, selama hidup orang talc percaya", karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan .
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan rang". Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata peruaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar. 
Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan ketidakpastian. 
Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain. 
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar adalah kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan kebenaran. 
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut: 
1) Teori koherensi atau konsistensi 
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. 
Contoh: setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati 
2) Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkomnponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. 
Contoh: Jakarta itu ibukota republik Indonesia 
3) Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. 
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga adalah kebenaran dalam bertindalc, berbuat, berbicara, bisa, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi. 

D.  BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA meningkatkannya 
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas: 
1. Kepercayaan pada din sendiri 
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada did sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada din sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjalcan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya. 
2.Kepercayaan kepada orang lain 
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain. 
3.Kepercayaan kepada pemerintah 
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna , negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (pemerintah) 
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang, memiliki arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang memiliki hak adalah negara; manusia perorangan tidak memiliki hak, is hanya memiliki kewajiban ( negara diktator) 
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis atau demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara / pemerintah. 
4.Kepercayaan kepada Tuhan 
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kekuasaan itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak memiliki kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia hams percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya adalah konsekoensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai upaya dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu tergantung pada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain: 
a) meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah 
b)meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat 
c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dennawan, dan sebagainya 
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan 
e) menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fiinah, dan sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar